Halaman

Senin, 19 November 2007

KASUS MARTHOLOMEUS SURYADI DAN PERSOALAN KEPOLISIAN INDONESIA

Oleh: Jimmy Jeniarto*

Kasus penembakan Martholomeus Suryadi merupakan satu contoh terbaru dari ketidak profesionalan aparat Kepolisian. Pelaku penembakan secara semena telah menggunakan pola kekerasan dengan senjata api, serta tidak mendasarkan pada azas praduga tak bersalah. Selain ditembak, Suryadi juga mendapat bentakan, umpatan, perkataan kasar dan kotor, serta berbagai ancaman dari pelaku penembakan dan teman-teman pelaku penembakan. Padahal tidak ada sedikitpun alasan bagi pelaku untuk menggunakan kekerasan. Apakah peristiwa tersebut merupakan kesalahan dalam pengambilan keputusan, ataukah memang terjadi pelanggaran hukum yang dilakukan aparat Kepolisian, yang jelas telah terjadi insiden yang mengakibatkan jatuhnya korban cedera.

Rabu, 14 November 2007

HERI: "KASUS SURYADI BUKAN HANYA PELANGGARAN PROSEDUR, TAPI PELANGGARAN HAM"


Diskusi "Peluru: Dari, Oleh, dan Untuk Rakyat"


Yogyakarta, 14 November 2007
Diungkapkan Heri yang merupakan advokat dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, bahwa peristiwa yang dialami Suryadi merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), sehingga tidak boleh disederhanakan hanya masalah kesalah pahaman atau pelanggaran prosedur. Kepolisian harus meproses pidana pelaku penembakan. Hal ini dinyatkannya pada diskusi "Peluru: Dari, Oleh, dan Untuk Rakyat (Mempertanyakan Kembali Tugas Kepolisian)" yang diadakan KBFF UGM di Auditurium Fakultas Filsafat UGM, Rabu 14 November 2007. Heri menambahkan bahwa selayaknya ada jaminan untuk rakyat berkaitan dengan hak sipil-politik , termasuk soal pelanggaran (convenient hak sipil-politik).

Selasa, 13 November 2007

DUA HARI AKSI TEATRIKAL DUKUNG MARTHOLOMEUS SURYADI

Tolak Kesewenang-wenangan Aparat dan tolak Kekerasan pada Masyarakat Sipil



Yogya, 13 November 2007
AKSI teatrikal jalanan dilakukan oleh para mahasiswa Fakultas Filsafat UGM selama dua hari, Senin-Selasa (12-13 November 2007). Pada hari pertama, aksi dilakukan di perempatan Jl. Sudirman-Jl. Cik Di Tiro, atau tepatnya di depan toko Gramedia Yogya. Sedangkan hari ke dua, aksi dilakukan di perempatan Kantor Pos Besar, depan Gedung Agung Yogyakarta (Jl. Malioboro).

Senin, 22 Oktober 2007

KEJAHATAN TERJADI JUGA KARENA ADANYA KESEMPATAN

Oleh: Al-Kamal*


Pada Selasa 09 Oktober 2007 sekitar jam 02. 00 dini hari, seorang mahasiswa Fakultas Filsafat UGM angkatan 2003 yang bernama Suryadi, tanpa alasan jelas, ditembak oleh seorang anggota polisi Polres Sleman, Yogyakarta. Peristiwa tersebut terjadi di Jl. Yogya-Solo, tepatnya di depan Shangri-La Garden. Peluru masuk ke pantat kiri dan menembus keluar melalui paha kanan Suryadi. Tidak hanya terjangan timah panas yang diterima oleh Suryadi, namun juga kekerasan psikis seperti umpatan, cacian, ejekan, ancaman, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh pelaku dan rekan-rekan pelaku penembakan setelah peristiwa tersebut.

Rabu, 17 Oktober 2007

MARTHOLOMEUS TEMUI KAPOLRES DAN PENEMBAK

Yogyakarta, 18 Okt 2007
Rabu (17/10) sekitar pukul sepuluh pagi, Martholomeus Suryadi (MS) bersama ayahnya menemui Kapolres Sleman, Idris Kadir, di kantor Polresta Sleman. Dengan menumpang mobil kijang milik Fakultas Filsafat UGM, MS dan ayahnya diantar oleh team advokasi dari Keluarga Besar Fakultas Filsafat UGM (KBFF UGM). Mereka langsung diterima di kantor Kapolres di lantai dua Polresta Sleman.

Senin, 15 Oktober 2007

AYAH KORBAN AKAN TEMUI KAPOLRES SLEMAN DAN PENEMBAK

Mengemban amanant dewan adat
Yogyakarta, 15 Oktober 2007

Marsius, ayah Martholomeus Suryadi (MS), korban penembakan, berencana menemui Kapolres Sleman dan anggota Polres Sleman pelaku penembakan. Setelah tiba di Jogja pada minggu siang (14/10), Marsius langsung berkoordinasi dengan team advokasi KBFF UGM, dan mengatur rencana untuk bisa bertemu dengan Kapolres Sleman dan pelaku penembakan. Senin siang (15/10) ayah korban juga bertemu dengan Wakil Dekan Bagian Kemahasiswaan Fakultas Filsafat UGM, Musthofa Anshori Lidnillah di RS Sardjito.

Sabtu, 13 Oktober 2007

AKTIVIS MAPALA YOGYA JENGUK MARTHOLOMEUS SURYADI




Yogyakarta, 13 Oktober 2007.

Aktivis-aktivis pecinta alam, khususnya Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) dari berbagai Perguruan Tinggi di Jogja berbondong-bondong menjenguk Martholomeus Suryadi (MS) di RS. Sardjito. MS sendiri adalah aktivis Mapala Fakultas Filsafat UGM Pantha Rei, dan juga seorang atlit panjat tebing.

Kamis, 11 Oktober 2007

REKTOR UGM JENGUK MARTHOLOMEUS SURYADI

Yogyakarta, Kamis 11 Okober 2007

Kamis 11 Oktober sekitar pukul 3 sore hari,rektor UGM, Soedjarwadi, menjenguk Martholomeus Suryadi, (korban penembakan) di RS Sardjito. Soedjarwadi datang sendirian.

Ia turut prihatin atas kejadian tersebut dan mendukung penyelesaian melalui prosedur hukum yang berlaku. Soedjarwadi akan membicarakan secara intstitusional UGM persoalan ini dan langkah-langkah yang akan ditempuh.

Ia menghimbau agar persoalan ini diselesaikan dengan mencari kebenaran tidak secara emosional.

PERNYATAAN SIKAP

PERNYATAAN SIKAP
TEAM ADVOKASI UNTUK MARTHOLOMEUS SURYADI
KELUARGA BESAR FAKULTAS FILSAFAT UGM

Sehubungan dengan adanya peristiwa penembakan terhadap Martholomeus Suryadi yang dilakukan oleh seseorang yang mengaku anggota Polres Sleman Yogyakarta, pada hari Selasa 09 Oktober 2007, sekitar pukul 02.00 dini hari, di Jalan Jogja-Solo, tepatnya di depan gerbang Shangrila garden, maka kami dari KELUARGA BESAR FAKULTAS FILSAFAT UGM menyatakan sikap:

1. Mengutuk keras peristiwa penembakan terhadap Martholomeus Suryadi.
2. Meminta pada aparat Kepolisian untuk menjelaskan secara transparan peristiwa penembakan tersebut.
3. Menuntut pada Kepolisian RI untuk menindak berdasarkan hukum yang berlaku pada pelaku penembakan.
4. Menuntut pihak Kepolisian RI melakukan pembenahan internal, secara struktural dan kultural, demi profesionalitas Kepolisian RI.
5. Menghimbau pada aparat untuk tidak gegabah dalam bertindak, apalagi penggunaan senjata api.

KRONOLOGI PENEMBAKAN


Kronologi Penembakan Martholomeus Suryadi
Pada Hari Selasa 09 Oktober 2007