Halaman

Kamis, 11 Oktober 2007

KRONOLOGI PENEMBAKAN


Kronologi Penembakan Martholomeus Suryadi
Pada Hari Selasa 09 Oktober 2007




Sekitar jam 00.00 (malam hari):
· MS (Martholomeus Suryadi) kembali ke kostnya, di Jl. Kaliurang Km 5, sehabis mancing dari pantai Depok.
· Di kost, anak-anak kost ramai kumpul karena akan ada acara sahur bareng di luar.
· Setelah meletakkan joran pancing, MS berangkat menjemput Dewi (teman MS) di rumanya, yakni di depan SMK 1 Kalasan, untuk ikut acara sahur bareng
· MS mengendarai motor milik Dini (teman MS).
· MS masih menyangking tas-nya yang berisi alat-alat keperluan pancing.

Sekitar jam 01.30-02.30 (dini hari):
· MS mengendara sepeda motor di Jalan Jogja-Solo, dari arah barat menuju timur untuk menjemput Dewi di Kalasan, untuk acara sahur bareng
· MS disalip seorang pengendara sepeda motor berpakaian sipil.
· Di depan pintu masuk Shangrila Garden , MS dihentikan orang tersebut. Ia dihentikan di jalur utara jalan Jogja-Solo, arah barat-timur.
· Orang tersebut berkata: “Selamat malam mas. Saya dari Polres Sleman. Saya mau lihat STNK, SIM, KTP, dan BPKB.”
· MS merasa was-was dan curiga karena orang tersebut juga menanyakan BPKB.
· MS memperlihatkan STNK dan KTP.
· Orang tersebut: :”Ini STNK telat dua tahun. Ini motor siapa?” Kemudian orang tersebut dan MS berdebat. Orang tersebut mendebat dan menanyakan status motor dengan nada tinggi sambil marah-marah.
· Orang tersebut nelpon seseorang:”Pak, saya sudah berhasil menahan motor curian, dan pelaku pencurinya.”
· MS ragu-ragu menilai apakah orang tersebut nelpon temannya atau cuma akal-akalan (tidak benar-benar nelpon) saja.
· MS nelpon Fima (temannya):”tolong, aku dicegat orang yang mengaku polisi di depan Shangrila Garden.”
· Orang tersebut membentak dan berkata:”Kamu telpon siapa? Matikan telponnya! Urusanku denganmu, bukan dengan dengan temanmu!”
· MS meminta orang tersebut untuk menunjukkan identitas dan bukti bahwa ia anggota Polisi.
· Orang tersebut berkata dengan suara agak terputus-putus/gugup:”Saya ini polisi! Kamu tidak percaya kalau saya polisi?!”
· Orang tersebut memperlihatkan dua lembar kertas ukuran folio berwarna merah, bertukiskan semacam surat resmi, dengan kop Polisi dan tandatangan seseorang. Orang tersebut tidak memberitahu nama, kartu anggota kepolisian, dan kesatuannya.
· Orang tersebut kemudian menyalakan rokok, dan mulai marah-marah dengan suara keras. Rokoknya kadang-kadang jatuh. Omongannya terbata-bata dan agak gugup.
· Orang tersebut berkata:”Di tas mu ada apa?” Kemudian dibuka, di dalamnya ada peralatan pancing, sarung, sandal, dan pisau dapur peralatan untuk memancing.
· Orang tersebut:”Kamu bawa pisau untuk apa? Untuk bunuh orang ya? Joran pancingnya mana?”
· MS:”joran pancingya ditinggal di kost.”
· Orang tersebut mengambil pisau, dan memegangnya, dengan posisi tangan terangkat dan ujung mata pisau yang runcing mengarah ke MS (posisi seperti hendak menikam). Sementara MS berada di depan orang tersebut dengan jarak sekitar 30 cm. Hal ini semakin membuat takut MS.
· Orang tersebut kembali menggeledah tas MS. Orang tersebut ingin mengambil Handphone yang ada dalam tas MS, kemudian MS mengambilnya terlebih dahulu.
· MS mengambil dompet yang ada di dalam tasnya, direbut oleh orang tersebut, dan setelah terjadi rebutan beberapa kali, MS berpikiran bahwa orang tersebut adalah perampok.
· MS berusaha untuk lari, tapi orang tersebut merangkulnya, membekapnya, namun MS tetap berusaha lari dengan berdasar pikiran bahwa orang tersebut adalah perampok.
· Orang tersebut berkata:”Kamu jangan kabur. Saya tembak kamu!”
· MS berusaha lari menyeberang jalan kearah selatan, melalui pembatas jalan. Ia mendengar suara “klik” (seperti suara kokangan pelatuk pistol), dan kemudian ia menoleh ke belakang, melihat orang tersebut sudah memegang pistol. Jarak antara MS dengan orang tersebut sekitar empat meter.
· Beberapa detik kemudian ia mendengar suara “Dor” (HANYA SATU KALI!), dan ia tersungkur. MS tertembak, peluru menembus dari pantat kiri tembus keluar melalui paha kanan.
· Setelah MS tumbang, orang tersebut kemudian mengumpatinya berkali-kali dengan kata kasar: “Bajingan kamu! Saya tembak lagi kamu!” dll.
· MS dibiarkan tergeletak di jalan dan dibiarkan sekitar lima belas menit.
· Orang tersebut kemudian menelpon seseorang.
· Setelah banyak polisi datang, orang tersebut memarahi MS dengan berkata: “Jangan omong! Jangan omong! Jangan merasa sakit!”
· Orang tersebut kemudian berkata pada seseorang di situ: “Pak saya tadi menembak pelaku. Dia tadi merebut pisau dari saya, mencoba melukai saya, maka saya tembak dia”
· MS kemudian dibawa ke RS Bayangkara Kalasan dengan cara diboncengkan di atas motor roda dua. Di dalam perjalanan, MS dibentak-bentak oleh orang-orang yang membawanya dengan suara kasar. “Kamu jangan cengeng!” dan sebagainya.
· Sesampainya di RS Bayangkara, MS digeletakkan dihalaman RS dengan posisi tertelentang dan dibiarkan sekitar sepuluh menit.



Martholomeus Suryadi adalah mahasiswa Fakultas Filsafat UGM angkatan 2003. Kelahiran 08 Maret 1986, aktivis Mahasiswa Pecinta Alam Filsafat UGM Pantha Rei, atlit panjat tebing.
Ada kabar bahwa pelaku penembakan adalah Bripda Agus Susanto (tapi belum dikonfirmasi). Sejak mulai menanyakan STNK sampai menelpon teman-temannya, pelaku penembakan tersebut selalu memarah-marahi MS dengan kasar dan bentakan.

Tidak ada komentar: